• Rapat Koordinasi JRMK (Jaringan Rakyat Miskin Kota) Jakarta
    Rapat Koordinasi JRMK (Jaringan Rakyat Miskin Kota) Jakarta

    November, 2015

  • Renstra SCN-CREST, Juni 2016
    Renstra SCN-CREST, Juni 2016
  • Penguatan Pekerja Rumahan dan Organisasi Pekerja Rumahan untuk Advokasi Kerja Layak
    Penguatan Pekerja Rumahan dan Organisasi Pekerja Rumahan untuk Advokasi Kerja Layak
  • Seminar Hasil Penelitian SCN CREST - UNRISD
    Seminar Hasil Penelitian SCN CREST - UNRISD
  • Lokalatih Pengintegrasian Perspektif Gender dalam Kelembagaan dan Program
    Lokalatih Pengintegrasian Perspektif Gender dalam Kelembagaan dan Program

Search SCN-CREST Publication

Sunday, 09 February 2014 19:39

Laporan Temuan Penelitian Pemberdayaan Perempuan dalam Konteks Muslim Tahun 2008-2009

Laporan Temuan Penelitian Pemberdayaan Perempuan dalam Konteks Muslim Tahun 2008-2009

 

Penulis: Dian Kartika Sari, Felmi, Yetty, Juni Warlif dan Lolly Suhenty

 

Balai Perempuan sebagai Organisasi Akar Rumputdalam Menghadapi Tantangan Pemberdayaan di Padang Pariaman

 

{Penelitian ini juga merekam proses pemberdayaan di Balai Perempuan sebagai organisasi akar rumput yang menjadi wadah bersama perempuan dalam menyusun dan menggunakan strategistrategi untuk pemberdayaan individu dan pemberdayaan kelompok dalam mengahadapi kenyataan}

 

Daftar Isi

 

PENGANTAR

ABSTRAK

 

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian WEMC

2. Tujuan Penelitian

3. Metodologi Penelitian

4. Ruang Lingkup Penelitian

5. Penentuan Wilayah Penelitian

6. Penentuan Responden

 

BAB II SEKILAS TENTANG KOALISI PEREMPUAN INDONESIA

1. Sejarah dan Bentuk Organisasi Koalisi Perempuan Indonesia

2. Dinamika Strategi Pengorganisasian dalam Koalisi Perempuan

Indonesia

a. Top Down Strategy (1999-2002)

b. Bottom Up Strategy (2002- 2009)

3. Dampak Perubahan Strategy terhadap Pertumbuhan Organisasi

4. Dampak Perubahan Strategi Terhadap Anggota Organisasi

 

BAB III IDE LAHIR DAN TUMBUHNYA BALAI PEREMPUAN

1. Lahirnya Balai Perempuan

2. Balai Perempuan mengembalikan Hak untuk berkumpul dan

Berserikat

3. Perempuan Bicara Tentang Kehidupan dalam Balai

4. Bila Perempuan Bicara tentang Dirinya dalam Balai

5. Menjadikan Balai sebagai kekuatan pemersatu gerakan

6. Balai dalam Kontek Ruang dan Waktu

 

BAB IV. BALAI PEREMPUAN DALAM RANAH MINANG

1. Minang sebelum dan Sesudah Pemberlakuan Otonomi Daerah

2. Tata Kehidupan di ranah Minang

3. Peran dan Posisi Perempuan di Ranah Minang

4. Peran dan Posisi Koalisi Perempuan Wilayah Sumatra Barat

Terhadap Sumatara Barat

 

BAB V. BALAI PEREMPUAN DI PARIAMAN

1. Sejarah Lahirnya Kota Pariaman

2. Peran Koalisi Perempuan dalam Pembentukan Kota Pariaman

3. Balai Perempuan Di Desa Taluk

3.1. Profil Desa Taluk

3.2. Pembentukan Balai Perempuan di Desa Taluk

3.3. Aktifitas Balai dalam situasi dan waktu

3.4. Dampak Balai Perempuan Bagi Anggota

3.5. Dampak Balai Perempuan bagi Desa Taluk

4. Balai Perempuan Di Desa Bato

4.1. Profil Desa Bato

4.2. Pembentukan Balai Perempuan di Desa Bato

4.3. Aktifitas Balai dalam situasi dan waktu

4.4. Dampak Balai Perempuan Bagi Anggota

4.5. Dampak Balai Perempuan bagi Desa Bato

5. Balai Perempuan Di Korong Bungin

5.1. Profil Korong Bungin

5.2. Pembentukan Balai Perempuan di Korong Bungin

5.3. Aktifitas Balai dalam situasi dan waktu

5.4. Dampak Balai Perempuan Bagi Anggota

5.5. Dampak Balai Perempuan bagi Korong Bungin

 

BAB VI. ANALISIS DAN PEMBELAJARAN

BAB VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAMPIRAN

 

ABSTRAK

 

Penelitian tentang Balai Perempuan di tiga wilayah yang ada di Padang Pariaman, Sumatera Barat, dalam menghadapi tantangan pemberdayaan ini hendak membuktikan apakah Balai Perempuan sebagai salah satu struktur Koalisi Perempuan Indonesia di tingkat paling bawah yang berbasis anggota , dengan sendirinya mampu menjadi wadah pemberdayaan bagi perempuan-perempuan yang dampak positif bagi anggotanya juga bagi perempuan lain, masyarakat dan pemangku kepentingan.

 

Penelitian ini juga merekam proses pemberdayaan di Balai Perempuan sebagai organisasi akar rumput yang menjadi wadah bersama perempuan dalam menyusun dan menggunakan strategi-strategi untuk pemberdayaan individu dan pemberdayaan kelompok dalam mengahadapi kenyataan, sehingga menghasilkan pengetahuan baru. Penelitian ini juga melihat perbedaan penafsiran dan implementasi tentang Balai Perempuan di desa Bato, Desa Taluak dan Korong Bungin yang meliputi cara pandang, penerimaan, pembahasan isu yang diprioritaskan, pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan.

 

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sebagian besar perempuan yang secara aktif terlibat di Balai Perempuan merasakan dampak positif dari keterlibatan mereka secara individu maupun kolektif. Hasil penelusuran dan wawancara ditemukan bahwa salah satu faktor yang menarik mereka untuk terlibat aktif di Balai Perempuan, adalah adanya ajakan dan perubahan positif yang tampak dari para anggota yang telah lebih dulu aktif.

 

Meski demikian, proses pemberdayaan yang berpusat pada perempuan masih dihadapkan pada hambatan dan beberapa kendala dari sesama perempuan yang secara sadar atau tidak, menginternalisasikan ideologi patriarkhi.

 

Temuan penelitian sepanjang 2009 dapat menjadi bahan refleksi Koalisi Perempuan Indonesia dalam melihat relasi antar struktur dari Balai Perempuan sampai tingkat nasional. Sehingga ciat-cita adanya organisasi massa perempuan yang kuat sebagaimana diamanatkan dalam garis nilai dasar dan gerakan organisasi dapat diwujudkan.

 

Download this file

Additional Info

  • Publication Type: Research Report
  • Topic: Gender analysis

Visitors Counter

01255944
Today
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
93
404
2291
625580
5341
22012
1255944

Like SCN-CREST

Login