• Rapat Koordinasi JRMK (Jaringan Rakyat Miskin Kota) Jakarta
    Rapat Koordinasi JRMK (Jaringan Rakyat Miskin Kota) Jakarta

    November, 2015

  • Penguatan Pekerja Rumahan dan Organisasi Pekerja Rumahan untuk Advokasi Kerja Layak
    Penguatan Pekerja Rumahan dan Organisasi Pekerja Rumahan untuk Advokasi Kerja Layak
  • Seminar Hasil Penelitian SCN CREST - UNRISD
    Seminar Hasil Penelitian SCN CREST - UNRISD
  • Renstra SCN-CREST, Juni 2016
    Renstra SCN-CREST, Juni 2016
  • Lokalatih Pengintegrasian Perspektif Gender dalam Kelembagaan dan Program
    Lokalatih Pengintegrasian Perspektif Gender dalam Kelembagaan dan Program

Search SCN-CREST Publication

Sunday, 09 February 2014 19:24

Laporan Penelitian LSPPA : Inisiatif Perempuan dalam Pengembangan Diri dan Lingkungan Di Desa Karang Duren dan Karang Sawit

Laporan Penelitian LSPPA : Inisiatif Perempuan dalam Pengembangan Diri dan Lingkungan Di Desa Karang Duren dan Karang Sawit

 

Ditulis oleh:

Sri Marpinjun dan Sri Wiyanti Eddyono

 

Laporan Penelitian ini disusun atas kerjasama SCN CREST dengan LSPPA-Yogyakarta dalam rangka program penelitian pemberdayaan perempuan dalam konteks muslim pada tahun 2010

 

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI

 

BAB I : PENDAHULUAN

1. Permasalahan Penelitian

2. Lokasi Penelitian dan Informasi Dasar tentang Lokasi Penelitian

3. Metodologi Penelitian

a. Proses

b. Narasumber

c. Metode Pengumpulan Data

4. Keterbatasan Penelitian

5. Penyajian Laporan

 

BAB II: DEFINISI TERMINOLOGI DAN KERANGKA PENELITIAN

1. Definis terminologi

a. Inisiatif

b. Pengembangan Diri dan Lingkungan

2. Posisi penelitian

BAB III: PANDANGAN INDIVIDUAL PEREMPUAN TENTANG KEKUATAN PELEMAH

1. Kekuatan Pelemah yang Dihadapi Perempuan

a. Hambatan terhadap Keinginan Bersekolah

b. Hambatan terhadap Keinginan Tidak Mengalami Kekerasan

2. Mekanisme Pelemah

3. Pola Enkulturasi/Internalisasi Nilai Perempuan

 

BAB IV: SUMBER KEKUASAAN DAN JEJAK PEMBERDAYAAN INDIVIDUAL PEREMPUAN

1. Sumber Kekuatan

a. Sumber-sumber Internal Perempuan

b. Sumber-sumber Eksternal Perempuan

2. Pandangan Perempuan terhadap Pemberdayaan Peningkatan Kapasitas

a. Pemberdayaan sebagai Proses Peningkatan Kapasitas

b. Pemberdayaan perempuan = Perempuan Mandiri

c. Pemberdayaan Belum Berarti Merubah Relasi Kekuasaan

3. Jejak-Jejak Pemeberdayaan Individual

 

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Bab V

Kesimpulan dan rekomendasi

 

1. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab pertanyaan penelitian bagaimana insiatif perempuan di Desa Karang Duren dan Karang Sawit dalam mengembangkan diri dan lingkungan. Ada tiga sub pertanyaan33 yaitu :

 

a. Bagaimana perlunya menerjemahkan dan menganalisa kekuatan pelemah yang mereka hadapi ?

Dalam beberapa konteks, perempuan menganalisa bahwa kekuatan pelemah utama mereka adalah kemiskinan. Perempuan merasa kemiskinanlah yang menghambat mereka dalam mengakses pendidikan formal yang lebih tinggi. Kemiskinan menurut mereka adalah masalah yang harus diselesaikan dengan bekerja untuk menambah penghasilan. Kemiskinan juga berarti ketergantungan ekonomi terhadap orang lain sehingga perempuan merasa harga dirinya lebih rendah.

 

Selain itu perempuan juga mengidentifikasi bahwa kekuatan pelemah adalah oknum yang melakukan kekerasan terhadap mereka. Dari penelitian ini pelaku kekerasan kebetulan adalah kaum laki-laki. Namun para narasumber tidak mengeneralisasi semua laki-laki itu pelaku kekerasan. Kemampuan menganalisis dengan pendekatan struktural tidak ditemukan dalam penelitian di level mikro. Ketidakmampuan ini karena sebagian besar perempuan tidak tahu atau tidak mau tahu soal kebijakan publik yang ada di wilayah mereka. Tetapi mereka lebih dekat dengan aturan-aturan yang berasal dari diri mereka sendiri dan masyarakat.

 

Hanya beberapa perempuan yang menganalisa bahwa kekuatan pelemah mereka adalah struktur kekuasaan patriarki yang meletakkan mereka sebagai perempuan yang lemah. Kemampuan analisis perempuan terhadap kekuatan pelemah merupakan bagian dari lingkaran respon perempuan, yaitu lingkaran yang terdiri dari bagaimana persepsi perempuan terhadap peristiwa, perasaannya terhadap peristiwa. Kemampuan analisis dipengaruhi oleh persepsi terhadap peristiwa, apalagi bagi mereka yang pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga .Persepsi permepuan terhadap peristiwabersumber pada identitas gender diri yang dikembangkan oleh perempuan melalui proses enkulturasi. Dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar perempuan yang mengalami pelemahan, cenderung menerima identitas gender yang ditentukan oleh masyarakat patriarki, seperti bahwa seorang perempuan harus dipimpin oleh laki-laki, seorang perempuan harus mengikuti perintah suami dan menganggap diri tidak mempunyai hak untuk menentukan diri sendiri.

 

b. Kemungkinan-kemungkinan pemberdayaan apa yang dibayangkan oleh perempuan pada kehidupan nyata mereka, dihadapan kekuatan pelemah ? Dari peneliti ini disimpulkan bahwa perempuan mendapat sumber kekuasaan dari dalam diri mereka sendiri dan juga mendapat dukungan dari luar. Berupa dukungan dari keluarga dan orang-orang penting dalam masyarakat, selain kondisi struktural yang sudah mulai responsive terhadap persoalan perempuan karena ada political will dari pemerintah propinsi.

 

c. Bagaimana perempuan dapat merujuk, menahan dan mengatasi mekanisme pengendali yang digunakan oleh kekuatan pelemah ?

Meski semua narasumber mendapat pola enkulturasi yang hampir sama, namun perempuan tidak serta merta begitu saja pola enkulturasinya. Dari pengalaman narasumber, ternyata respon mereka terhadap kekuatan pelemah sudah mengarah dari tindakan yang tricky menuju pro aktif untuk menentang struktur relasi yang ada.

 

Jejak-jejak pemberdayaan dimulai dari perubahan personal perempuan (namun tidak secara linier), yaitu pertama, perempuan melihat dan mengakui ada masalah ketidakadilan dalam kehidupan mereka kemudian muncul keinginan menyelesaikan dengan cara menaikkan posisi tawar dihadapan kekuatan pelemah. Kedua, perempuan tidak menyerah dengan keterbatasan yang mereka miliki tetapi memandangnya sebagai tantangan, mereka berkemauan untuk memperjuangkan status yang lebih baik dari sebelumnya. Ketiga, perempuan menyadari bahwa mereka adalah subyek bagi pemberdayaan mereka sendiri seiring kesadarannya akan hal untuk menentukkan diri sendiri. Keempat, perempuan mulai melawan ketika mengalami ketidakadilan.

 

Dari penelitian ini juga terlihat satu pola yaitu akan muncul keinginan untuk mulai berbagi dengan lingkungan ketika perempuan telah selesai dengan dirinya sendiri. Perempuan mulai melangkah keluar rumah dan aktif di wilayah publik untuk ikut mengembangkan lingkungan.

 

2. Rekomendasi

Dengan melihat hasil dari penelitian ini maka peneliti merekomendasikan untuk melakukan penelitian lebih lanjut yaitu mencari tahu bagaimana perempuan dari level mikro meningkatkan agendanya dari inisiatif individu ke inisiatif kolektif/terorganisir untuk mengubah struktur yang melemahkan perempuan. Rekomendasi aksinya : Meningkatkan kesadaran perempuan menjadi kesadaran kritis (mengenalkan analisis structural).

 

Download this file

Additional Info

  • Publication Type: Research Report
  • Topic: Gender analysis

Visitors Counter

01170557
Today
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
110
175
1081
543230
7233
7257
1170557

Like SCN-CREST

Login